Rabu, 20 Agustus 2008

Proud To be Indonesian

Artikel ini gw tulis krn memang masih dalam rangka 17 Agstus. Indonesia... Indonesia bagaimana ya keadaanmu kini. Sorry kita agak serius dikit yah, kan kemaren2 udah ketawa2 ma nyonya.
Nyonyamuda agak merinding n terharu melihat penurunan bendera 17 agstsn kmren.
Dari kacamata luar negeri yang jauh bgt dari negaranya
Yang melihat penurunannya pun lewat internet meski kadang harus harus sabar dengan buffering...

Well, be honest,,, i really miss indonesia...
dulu gw pernah sih gak begitu bangga dengan indonesia dgn sgl cap buruknya. U know laah...
Tapi setelah gw hengkang dari negara itu,,,,
hemm..... ternyata gw bangga dengan Indonesia...

Di dunia Arab sini, Indonesia terkenal mempunyai good attitude di bandingkan pendatang lainnya.
orang arab bahkan cenderung lebih bisa bahasa indonesia daripada bahasa inggris.
ketika nyonya naik taksi, drivernya pun tak segan2 mengacungkan jempol n tersenyum senang ketika tahu penumpangnya seorang indonesian.

Begitu pula dengan kebudayaan, makanan, and sosialitas lainnya.
Jauh lebih beragam di banding Indonesia...
Bahkan iklimnya yg benar kata orang, indonesia mmpunyai iklim yg paling nyaman.
Gak cuma manusianya, tapi hewan and tumbuhan pun bisa tumbuh subur di hutan2.

So??? why moved from Indonesia??
Agak miris memang jawaban pertanyaan ini.
Karena terkadang indonesia belum bisa menghargai warganya sendiri.
Sungguh ironi ketika kita tahu kenyataan bahwa salary untuk expat di indo di hargai sangat2 tinggi.
Adalah John mantan manajer sang tuan di perusahaan petrochemichal di Indo dulu,
di hargai bahkan bisa lebih ratusan juta rupiah perbulan and belum fasilitas nya.
sangat jauh dengan pendapatan yang di miliki oleh orang2 indonesia.
mgkin bisa 1/16 pendapatannya pak john.
Katakanlah, teman ayah gw di kantor, Ishibashi orang JICA ( Japan International Cooperation Agency) yang mendapat pendapatan puluhan juta rupiah n apartment mewah untuk hidup di Jogja.
Nyokap gw seorang guru. Pernah waktu itu nyokap study banding ke sekolah Turki di Semarang,, and bercerita kalo gaji seorang guru Turki di sana 12 jtan rupiah keatas.
Terkadang justru orang indonesia sendiri yang tidak percaya dengan kemampuan masyarakatnya.
The Facts is, orang Indonesia gak kalah pinternya di banding orang2 dari belahan dunia lain.
Suatu contoh ketika tuan memulai kerja di Qatar.
Tuan bekerja di material department, dengan SAP nya.
sejak dari persh. di indo dulu tuan sudah hobi meng-oprek-oprek program SAP ntah itu yg MM, hngga SD.
Di department itu terkenal Maria seorang wanita 50thn sebagai ahli SAP.
Namun ternyata, maria msh kesusahan untuk mengaplikasikan program tsb shg sering meminta tuan untuk memecahkan masalahnya.

Terkesan dengan tulisan Rosiana Silalahi yang mengutip dari majalah Forbes, bahwa ternyata Petronas Malaysia dulu nya sering mengirim orang2 untuk belajar sama Pertamina.
But looks now, Petronas justru masuk 35 besar perusahaan paling top dunia. Jauh meninggalkan gurunya pertamina....

Makanya jangan salahkan kita yang memilih hengkang dari negeri untuk mendapatkan yang lebih baik. Itu memang suatu pilihan.
Karena kadang di negeri lain lain justru kita lbh di hargai daripada ngri sndiri.
mungkin begitu ya yang ada dalam benak pak Habibie untuk memutuskan tinggal di Jerman.

Terlepas dari itu semua...
Kita tetap cinta Indonesia.

3 komentar:

Mama Jasmine mengatakan...

betullllll nyonya.....cb klau di ind ndak bnyk koruptor......mungkin kita tdk akan terpisahkan dengan keluarga spt skrg.......ihik...ihik.....

Anonim mengatakan...

jadi pengen cepat-cepet keluar lagi dari negara ini...

ironis...

rivaimuhammad mengatakan...

itulah Indonesia....